Perzinahan: Curhat Pada Suami Orang
”Iya bener loh saya sudah pisah ranjang sama suami saya ” begitu terdengar suara Ibu lin berkomentar, lalu Ibu-ibu yang lain menanggapinya dengan serius, ” Ah….masa sih…” ” Bener…sudah dua minggu loh ” Astagfirllah tiba-tiba saya langsung beristigfar dan menghampiri kumpulan para Ibu-ibu itu serta menawarkan untuk memulai acara. Saya jadi gak percaya, hampir saja semua ribut gara-gara bu lin yang bercerita tentang masalah rumah tangga nya itu.
Memang sempat beberapa hari lalu, bu lin itu menelpon saya, dengan suara bergetar dia bilang ” bu tolong saya dong bu, suami saya selingkuh ” saya yang mendengarkan pembicaraannya dari saluran telefun langsung seperti tersambar guntur di siang bolong, bagai mana tidak orang yang selama ini saya kagumi dan saya sayangi dan bahkan sudah saya anggap sebagai kakak saya sendiri, berselingkuh.
Yah….suaminya bu lin ini saya sudah anggap kakak saya, karena saya juga sering berkonsultasi dengannya, Dan kini dia yang saya kagumi dan sebagai figur suami sholeh, eh…malah selingkuh. Dengan rasa tak percaya saya bertanya pada bu lin, jangan-jangan bu lin cuma lagi emosi kali atau cemburu saja. Eh…rupanya benar, sebenarnya kejadiannya itu begini :
Wanita yang ingin di nikahi oleh suaminya bu lin itu adalah mantan pacarnya, dulu waktu masih sama-sama kuliah mereka pernah menjadi pasangan yang serasi, namun ketika berganti tahun tiba-tiba tanpa kabar dan berita si wanita itu hilang begitu saja meninggalkan suaminya bu lin dan akhirnya suaminya bu lin melanjutkan kuliah di luar negeri, entah itu karena frustasi atau apa, dia mendengar pacarnya yang memang saat berpisah belum ada kata putus, itu sudah menikah dan bahkan sudah mempunyai anak 2. sedih juga saya mengetahui cerita awalnya, lalu masuk lah bu lin sebagai pengganti, itupun di jodohkan oleh orang tuanya.
Dan kini setelah mereka sudah sama-sama berumah tangga, tiba-tiba datang musibah menimpa keluarga si wanita, dari cerita bu lin, suaminya si wanita itu kasar dan tidak menyayanginya, bahkan sempat beselingkuh, yang di akhiri dengan perceraian, namun selama proses perceraian berlangsung, entah dari mana mulainya tiba-tiba si wanita itu teringat akan mantan kekasihnya itu, dan secara tidak sengaja wanita itu curhat pada suaminya bu lin alias mantan pacarnya itu. Begitu tersentuhnya suaminya bu lin ketika mendengar cerita-cerita dari wanita itu, dan dari cerita yang saya dengar, bu lin bilang kalau mantan pacar suaminya itu sempat minta di nikahi oleh suaminya bu lin, karena terhanyut dan terbawa perasaan, dan suaminya bu lin pun lupa akan apa yang pernah di lakukan si wanita itu terhadapnya, yang dia tahu hanya kasihan dan perasaan cinta yang sudah lama hilang kini bersemi lagi, maka akhirnya terjadilah peperangan di rumah bu lin, ketika suaminya meminta izin untuk menikahi wanita itu.
Bu lin yang geram bertanya… ” apa motifasi dari keinginan suaminya itu untuk menikahi wanita itu ” jawaban yang di berikan oleh suaminya sangat menyakitkan hati bu lin, seperti tidak sadar sauminya bu lin berkata pada siapa saat itu : ” yang pertama karena syariat islam tidak melarang para lelaki mempunyai istri lebih dari satu, asal adil. Dan yang ke dua adalah karena kasihan melihat penderitaannya selama ini yang selama menikah tidak pernah merasakan kabahagiaan ” Bu lin yang mendengarkan jawaban suaminya merasa terpukul sekali, bu lin merasa tidak di hargai sama sekali, lantas dia bertanya lagi pada suaminya ” lalu bagaimanakah dengan saya, karena selama inipun saya merasa belum bahagia ” spontan suaminya menjawab ” bila posisi kamu jadi dia bagaimana ? “
Wah…ceritanya memang seru, tapi memang dunia sudah terbalik, karena sekarang perempuan-perempuan sudah semakin berani, bahkan gak tanggung-tanggung yang di cari bukan perjaka lagi, melainkan suami orang. Apa yang bisa dia dapat sebenarnya dari curhat pada suami orang, apakah dia tidak berfikir, ketika rumah tangganya saja berantakan dia sedih sekali dan kini rumah tangga orang pun dia berantakin, walaupun mungkin tidak ada maksud di hatinya untuk menghancurkan rumah tangga orang, tapi sejak awal sebelum curhat maka haruslah di fikirkan matang-matang, pada siapa kita curhat, pantaskah kita curhat pada orang itu, dan nanti jadinya bagaimana ? Pertanyaan itu harus di simpan dulu di kepala, agar ketika hendak curhat tidak dengan sembarang orang. Yang hasilnya nanti merugikan orang lain dan bisa jadi merugikan dirinya sendiri, coba saja bayangkan, kalau benar rumah tangga bu lin berantakan dan akhirnya bu lin berpisah dari suaminya, lantas suaminya bu lin itu jadi manikahinya, bukankah dia akan di cap penghancur rumah tangga orang dan merebut suami orang. Ih….mengerikan bukan. Naudzubillahiminzalik.
Bukankah termasuk zina hati ketika seorang wanita dan laki-laki yang bukan muhrim saling bertelefunan, tanpa adanya keperluan yang sesuai dalam syariat islam, apa lagi untuk saling curhat. Entah itu lewat email atau telfun yang akhirnya akan mengakibatkan saling tertarik dan jatuh cinta. Karena di antara curhatan mereka pasti ada sesuatu yang terselip dalam hatinya, apa lagi ini dengan mantan pacar. Cinta adalah mawaddah wa rahmah, sedang nafsu seks sebagai naluri adalah nafsu syahwat. Keduanya hanya bisa bersatu dalam pernikahan, karena berseminya cinta yang terjadi sesudah pernikahan adalah cinta yang dijamin oleh Allah Ta’ala, sebagaimana tercantum dalam surat Ar-Rum ayat 21, artinya : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
Bila satu rumah tangga di landasi dengan cinta pada Allah Ta´ala, maka rumah tangga itu akan barokah dan penuh dengan keridhoan Allah SWT, namun rumah tangga yang di bina karena nafsu dan ambisi, lantaran melihat orang yang pernah bersamanya dulu menderita, maka akan mendatangkan suatu kemudhorotan, karena orang itu akan rela mengorbankan rumah tangganya yang sudah di bina selama belasan tahun, hanya untuk membahagiakan orang lain yang jelas-jelas bukan lagi miliknya. Memang yang saya dengar dari ceritanya bu lin, ketika bu lin menyempatkan diri untuk menelfun wanita itu, ketika wanita itu curhat dengan suaminya bu lin, wanita itu memang tidak sengaja curhat pada suaminya bu lin, karena saat itu dia sedang depresi berat dan dia memang mengakui pada bu lin, bahwa dia meminta suaminya bu lin untuk menikahinya, setelah dia bercerai dari suaminya, karena dia ingin sekali menjadi wanita sholehah dan perlu orang yang dapat melindunginya serta membimbingnya.
Tapi dari penilaian saya, apa benar dengan meminta suami orang untuk menikahinya, dia akan jadi wanita sholehah, padahal dengan melakukan hal itu berarti dia sudah menghancurkan rumah tangga orang dan menjadi wanita yang tidak akan di hargai nanti, Jadi siapakah yang salah di antara keduanya. Yah…nasi sudah menjadi bubur, suami bu lin sudah di butakan oleh nafsu dan ambisinya untuk menikahi wanita itu, alasannya hanya kasihan, itu saja. Tapi apakah setiap orang yang mempunyai masalah dalam rumah tangganya lantas curhat pada suaminya bu lin, lalu harus di nikahi ketika si pecurhat itu akhirnya bercerai dengan suaminya, tidak bukan ?!!, lantas bagaimana dong dengan para ustadz dan ustadzah yang membuka rubrik tanya jawab tentang permasalahan dalam rumah tangga. Ini mungkin karena yang curhat adalah wanita yang pernah jadi pujaan hatinya dulu dan cinta yang terputus di tengah jalan, hendak dia rajut kembali dalam satu pernikahan, Maaf saya bukan berprasangka buruk, karena saya melihat dari ke gigihan suaminya bu lin untuk tetap menikahi wanita itu, sampai-sampai suaminya bu lin itu berani mengorbankan rumah tangganya.
Dan yang paling menyedihkan hati saya, ketika mendengar bu lin curhat pada saya, di hari berikutnya yaitu ketika suaminya ingin berkata jujur padanya, suaminya bu lin bilang ” Sampai kapan pun saya akan tetap menikahi wanita itu, tanpa sepengetahuan kamu “. Antara percaya dan tidak, saya benar-benar terperanjat mendengar cerita itu, dan kata-kata yang di lontarkan oleh suaminya bu lin, tanpa memikirkan perasaan dan hati bu lin yang sudah mendampinginya selama belasan tahun.
Dan tidak kah suaminya bu lin itu berfikir bagaimana dengan anak-anaknya nanti, apakah dengan begini dia akan mendapatkan kabaikan dunia akhirat, menolong orang yang belum tentu bisa membawanya ke syurga dan meninggalkan keluarganya yang sebenarnya di sanalah ladang syurga terbentang luas, dengan anak-anak yang sholeh dan sholehah serta istri yang menemani saat duka melanda bersamanya mereka arungi, kini apa yang suaminya bu lin cari dari semua itu. Wallahu´alam saya tidak pernah mengerti dengan semua ini. Namun kesedihan senantiasa menamani hati saya melihat bu lin dari hari ke hari, semakin tidak bergairah dalam menapaki hidup. Bahkan dia sempat berkata pada saya, ” ingin istirahat dulu dan tidak datang ke pengajian “. Begitu katanya, Sedih saya mendengarnya.
Rasululloh SAW bersabda : “Telah ditulis atas anak Adam bagiannya dari hal zina yang akan ditemui dalam hidupnya, tidak bisa tidak. Zinanya mata adalah melihat, zinanya telinga adalah mendengar, zinanya kaki adalah berjalan, dan zinanya hati adalah keinginan dan berangan-angan, dan semua itu dibenarkan atau didustakan oleh kelaminnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Allah SWT berfirman : “Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’ : 32).
Zina itu banyak artinya, zina mata ketika saling memandang, zina kaki adalah berjalan menuju tempat yang sebenarnya tidak di benarkan dalam agama, dan zina hati adalah saling curhat dan saling mengasihani dengan masalah masing-masing maka akan saling jatuh cinta serta berangan-angan.
Yah seperti tadi yang saya katakan, bagaimana dengan ustadz -ustdazah yang membuka rubrik tanya-jawab tentang seputar permasalahan rumah tangga, di sana banyak sekali wanita dan laki-laki yang curhat dengan ustadz-ustadzah tersebut, bisa jadi wanita yang pernah menjadi kekasihnya semasa jahiliyah ikutan curhat di sana, dalam rangka bertanya tentang rumah tangganya yang berantakan, lantas apakah wanita-wanita itu yang curhat pada beliau akan di nikahinya, bila akhirnya mereka bercerai pada suaminya. Saya yakin beliau sangatlah bijaksana dalam memehami semua masalah, dan beliau menjawab tidak berdasarkan hati nurani saja, melainkan berlandaskan Alqur´an dan sunnah dan beliau juga tidak akan mencampur adukkan antara diri pribadi dan masalah orang lain. Mungkin ini pertanyaan saya yang tidak masuk akal, Wallahu ´alam bisshawab.
Semoga ini semua bisa jadi pelajaran bagi kita para wanita yang sudah berumah tangga ataupun yang belum, untuk senantiasa berhati-hati bila hendak bercurhat, karena akan berdampak negatif dan bukan saja merusak rumah tangga orang serta merugikan diri sendiri, melainkan merusak semua fihak yang berhunbungan dengan keluarga tersebut, misalkan anak-anak dari keluarga tersebut, orang tua dari pihak perempuan serta saudara-saudaranya. Semoga Allah menjaga kita para wanita agar tidak semakin banyak menjadi penghuni Neraka, karena dalam hadist Rosulullah SAW bersabda :
Beliau bersabda.“Artinya : Sesungguhnya aku melihat Surga, maka aku berusaha mengambil setandan (buah-buahan). Seandainya aku berhasil meraihnya, niscaya kalian akan dapat memakannya selama dunia ini masih ada. Dan aku juga melihat Neraka, aku sama sekali tidak pernah melihat pemandangan yang lebih menyeramkan dari pemandangan hari ini. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita”. Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani] [Bukhari/Muslim]
Naudzubillahiminzalik.