Tatkala Rakyat Semakin Susah, Anak² Pun Harus Bergelut Mengais Rupiah..
Kondisi
ekonomi yang semakin menghimpit, seolah tak menyisakan ruang untuk
masyarakat bawah bercanda dan tertawa ria. Tidak terkecuali wajah-wajah
mungil tanpa senyum berikut yang menanggung letih demi sedikit rupiah.
Sekedar menopang kerasnya hidup.
Di
mana saat memasuki Indomaret, Alfamart, ada pajak 10%. Begitu juga saat
masuk kios makan, ada pajak 10%. Tak luput saat karyawan menerima gaji,
sudah terpangkas 10%. Bukankah sudah terpotong 10% saat terima gaji,
lalu kenapa berkali-lipat lagi? Bahkan masuk warteg pun ada pajaknya
10%! Mengapa penerapan pajak berganda-ganda begini?
Bagaimana rakyat tidak susah, kalau harus menjadi ini-itu perlu beronggok-onggok rupiah? Bahkan berbidang-bidang kapling tanah!
Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”.
Namun yang terjadi justru fakir miskin dan anak terlantar diperas oleh negara! Pajak semakin mencekik, penerapan tax amnesty? Pengampunan pajak... 'Pengampunan' gundulmu! Malah yang biasanya tidak bayar pajak menjadi dipaksa membayar pajak. Sedangkan harta cukong-cukong tetap ngacir keluar negeri. Karena mereka enggan dibodohi orang bodoh. Yang hanya berhasil dibodohi orang bodoh cuma orang lemah. Itupun dengan kokangan senjata.
Seandainya Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo dan Jenderal Sudirman bisa bangkit dari kubur mereka, niscaya para congkak yang duduk di kursi-kursi kebesaran itu akan bersembunyi di selokan gemetar ketakutan layaknya gerombolan tikus!
Bagaimana rakyat tidak susah, kalau harus menjadi ini-itu perlu beronggok-onggok rupiah? Bahkan berbidang-bidang kapling tanah!
Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”.
Namun yang terjadi justru fakir miskin dan anak terlantar diperas oleh negara! Pajak semakin mencekik, penerapan tax amnesty? Pengampunan pajak... 'Pengampunan' gundulmu! Malah yang biasanya tidak bayar pajak menjadi dipaksa membayar pajak. Sedangkan harta cukong-cukong tetap ngacir keluar negeri. Karena mereka enggan dibodohi orang bodoh. Yang hanya berhasil dibodohi orang bodoh cuma orang lemah. Itupun dengan kokangan senjata.
Seandainya Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo dan Jenderal Sudirman bisa bangkit dari kubur mereka, niscaya para congkak yang duduk di kursi-kursi kebesaran itu akan bersembunyi di selokan gemetar ketakutan layaknya gerombolan tikus!